Lahirnya beberapa organisasi Islam di Indonesia lebih banyak di dorong oleh tumbuhnya sikap patriotisme dan rasa nasionalisme serta sebagai respon terhadap kepincangan-kepincangan yang ada di kalangan masyarakat Indonesia pada akhir abad ke 19 yang mengalami kemunduran total sebagai akibat eksploitasi politik pemerintah kolonial Belanda. Langkah pertama diwujudkan dalam bentuk kesadaran berorganisasi.
Walaupun banyak cara yang ditempuh oleh pemerintah kolonial waktu itu untuk membendung pergolakan rakyat Indonesia melalui media pendidikan, namun tidak banyak membawa hasil. Malahan berakibat sebaliknya makin menumbuhkan kesadaran tokoh-tokoh organisasi Islam untuk melawan penjajah Belanda. Dengan cara menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dengan melalui pendidikan. Dengan sendirinya kesadaran berorganisasi yang dijiwai oleh perasaan nasionalisme yang tinggi, menimbulkan perkembangan da era baru di lapangan pendidikan dan pengajaran. Dan dengan demikian lahirlah perguruan-perguruan nasional, yang ditopang oleh usaha-usaha swasta (partikelir) menurut istilah waktu itu yang berkembang pesat sejak awal tahun 1900an.
Para pemimpin pergerakan Nasional sadar bahwapenyelenggaraan pendidikan yang bersifat Nasional harus segera dimasukan dalam agenda perjuangannya. Maka lahirlah sekolah. Sekolah partikelir atas usaha para perintis kemerdekaan. Sekolah-sekolah itu semula memiliki 2 corak, yaitu :
I. Sesuai dengan Haluan Politik
- Taman Siswa, yang pertama didirikan di Yogyakarta
- Sekolah Serikat Rakyat di Semarang, yang
berhaluan Komunis.
- Ksatrian Institut, yang didirikan oleh Dr. Douwes Dekker
( Dr. Setia Budi) di Bandung.
- Perguruan Rakyat, di Jakarta dan Bandung.
II. Sesuai dengan Tuntutan / Ajaran Agama (Islam)
- Sekolah-sekolah Serikat Islam
- Sekolah-sekolah Muhammadiyah
- Sumatera Tawalib di Padang Panjang
- Sekolah-sekolah Nahdhatul Ulama
- Sekolah-sekolah Persatuan Umat Islam (PUI)
- Sekolah-sekolah Al-Jami’atul Wasliyah
- Sekolah-sekolah Al-Irsyad
- Sekolah-sekolah Normal Islam
Organisasi-organisasi yang berdasarkan sosial keagamaan yang banyak melakukan aktivitas kependidikan Islam.
A. Al-Jami’at Al-Khairiyah
Didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. anggota organisasi ini mayoritas orang-orang Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk setiap muslim menjadi anggota tanpa diskriminasi asal-usul. Meskipun tujuan asalnya hanya mengenai pendidikan agama, tetapi usaha Jami’at Khair kemudian meluas sampai kepada mengurus penyiaran Islam, perpustakaan dan surat kabar. (26 Januari 1913).
B. Al-Islah Wal Irsyad
Didirikan pada tahun 1914 dan pada tahun 1915 berdirilah sekolah Al-Irsyad yang pertama di Jakarta, yang kemudian disusul oleh beberapa Sekolah dan pengajian lain yang sehaluan dengan itu. Gerakan ini membawa kesadaran dan keinsyafan dalam kalangan alim ulama khususnya dan golongan Islam umumnya.
C. Persyerikatan Ulama
Merupakan perwujudan dari gerakan pembaharuan di daerah Majalengka, Jawa Barat yang dimulai pada tahun 1911 atas inisiatif Kyai Haji Badul Halim. Pada tahun 1924 persyerikatan ulama secara resmi meluaskan daerah operasinya ke seluruh Jawa dan Madura, dan pada tahun 1937 meluas keseluruh Indonesia. Organisasi ini tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, tetapi juga bergerak di bidang sosial yaitu dengan dibukanya rumah anak yatim.
Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 Nopember 1912 bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijah 1330H, oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan beberapa orang anggota Budi Utomo.
D. Nahdhatul Ulama
Didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344H atau 23 Januari 1926 M di Surabaya. Pendirinya adalah alim ulama dari tiap-tiap daerah di Jawa Timur. Latar belakang didirikannya organisasi ini semula adalah sebagai perluasan dari suatu Komite Hijaz yang dibangun dengan 2 tujuan :
- Untuk mengimbangi Komite Khilafat yang secara
berangsur-angsur jatuh ketangan golongan pembaharuan.
- Untuk berseru kepada Ibnu Sa’ud, penguasa baru di tanah
Arab,agar kebiasaan beragama secara tradisi dapat diteruskan
E. Persatuan Islam
Persis didirikan secara resmi pada tanggal 12 September 1923 di Bandung, oleh sekelompok orang yang berminat dalam studi dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Zamzam dan Muhammad Yunus. Berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang berdiri pada awal abad ke-20, Persis mempunyai ciri tersendiri, dimana kegiatannya di titik beratkan pada pembentukan faham keIslaman.
Salah satu usaha Persis untuk mewujudkan cita-citanya, ialah mendirikan lembaga pendidikan, baik berupa sekolah, kursus, kelompok studi atau diskusi, pengajian dan pesantren. Sekitar tahun 1927, Persis telah mempunyai kelompok diskusi keagamaan yang diikuti oleh anak-anak muda yang telah menjalani masa studinya di sekolah-sekolah menengah pemerintah dan yang ingin memperlajari Islam secara sunguh-sungguh.
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar